JAKARTA - Pemerintah akan mendorong sektor-sektor strategis yang banyak menyerap tenaga kerja melalui kebijakan yang berpihak pada pengembangan industri nasional, peningkatan daya saing industri, dan revitalisasi sektor pertanian. Demikian kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam Rapat Paripurna DPR di Gedung DPR Jakarta, Senin (11/7/2011) sebagaimana dikutip jurnalparlemen.com.
Rapat tersebut mengagendakan penyampaian tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi-fraksi atas materi RUU tentang pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN TA 2010.
Menurut Menkeu, beberapa kegiatan untuk meningkatkan sektor pertanian itu antara lain dalam hal pemberian subsidi pupuk dan benih, fleksibilitas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan proteksi terhadap serbuan impor hasil pertanian. Selain itu, Pemerintah juga akan mengembangkan industri hulu dan hilir pertanian dan meningkatkan akses petani kepada sumber permodalan.
Terkait kontribusi ABPN dan pertumbuhan ekonomi terhadap peningkatan kemakmuran dan mengatasi angka pengangguran, Menkeu mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun 2010 sebesar 6,1 persen telah memberikan dampak perluasan lapangan kerja baru yang mencerminkan pada penambahan lapangan kerja sebesar 3,3 juta jiwa. Angka ini lebih tinggi dari 2009 sebesar 2,3 juta jiwa.
Berbagai langkah kebijakan dan program pembangunan tahun 2010 juga berhasil menurunkan angka kemiskinan. Persentase jumlah penduduk miskin mencapai 13,3 persen atau turun dari 14,15 persen di tahun 2009.
Sedang peningkatan kontribusi ABPN guna meningkatkan kesejahtreraan rakyat, Agus mengatakan pemerintah menetapkan langkah-langkah strategis di antaranya meningkatkan alokasi belanja modal untuk pembangunan infrastruktur, serta mengubah sistem subsidi dari subsidi harga menjadi subsidi yang tepat sasaran.
"Juga mengurangi mandatory spending, menerapkan reward and punishment dalam pengalokasian anggaran dan mempercepat penyerapan anggaran belanja," tegasnya.
Sektor Swasta Lebih Menjanjikan
Ditempat terpisah, Bos Para Group Chaerul Tanjung saat menjadi pembicara dalam rangkaian acara Harlah ke-85 NU menyatakan bahwa sektor wirausaha merupakan sektor yang menjanjikan peluang kesejahteraan dibandingkan dengan sektor pertanian dan pemerintahan.
Ia menjelaskan, saat ini sektor pertanian memberi kontribusi 42 persen distribusi tenaga kerja, tetapi hanya menyumbang 16 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Kue ekonomi kecil yang harus dibagi untuk banyak orang menunjukkan sektor ini merupakan salah satu sumber kemiskinan.
Demikian pula, pemerintah hanya memberikan kontribusi sekitar 10 persen dalam perekonomian dan semakin lama, kontribusinya semakin turun, digantikan oleh sektor dunia usaha. Semakin maju dunia usaha, semakin kecil kontribusi pemerintah dalam perekonomian.
Ia menggambarkan saat ini, Indonesia menuju golden era. Pada tahun 2011, PDB Indonesia sedikit diatas 3000 dolar Amerika per tahun, pada tahun 2025, diproyeksikan sudah mencapai 14.250-15.500 dolar Amerika per tahun. Sebuah negara dikategorikan sebagai negara maju jika PDB per kapitanya sudah mencapai 10.000. Dengan kerja yang serius, Indonesia mampu mendobelkan PDB-nya setiap lima tahun sekali sehingga pertumbuhannya lebih cepat. (sumber : jurnalparlemen.com, nu.or.id)