JAKARTA - Dalam rangka rangkaian Harlah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke-13, hari ini, Selasa (19/7/11) PKB menggelar seminar Gus Dur di Kantor DPP PKB, Jl. Raden Seleh No. 9 Jakarta Pusat dengan tema “Aktualisasi Spirit Perjuangan Gus Dur”.
Sekretaris Jenderal DPP PKB Imam Nahrawi mengatakan, acara ini bertujuan untuk menggali spirit perjuangan Gus Dur yang bisa digali dari sahabat-sahabat Gus Dur. Hadir sebagai pembicara dalam acara seminar Gus Dur yakni, Moh. Mahfud MD, Radhar Panca Dahana, Romo Mudji Sutrisno, dan Ahmad Dhani
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, Harlah PKB ke-13 ini memang sengaja banyak menggali spirit perjuangan para tokoh-tokoh NU, para pendiri PKB khususnya KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“Memang saya minta kepada jajaran panitia Harlah PKB ke-13 untuk menggali spirit perjuangan para tokoh-tohkoh NU, pendiri PKB khususnya yang kita cintai KH. Abdurrahman Wahid. Di Makassar kita seminar tentang Syech Yusuf Al Makasari, di Banten kita seminar tentang Imam Nawawi Al Bantani, di Jawa Timur kita seminar tentang Walisongo, lalu kita juga melakukan kajian tokoh-tokoh lokal pejuang-pejuang NU yang telah merintis seluruh keberhasilan perjuangan baik keagamaan budaya kultur maupun bangsa,” paparnya.
Cak Imin sapaan akrabnya, menerangkan, PKB dalam usia ke 13 sedang mengalami tahapan yang sangat berat ujiannya terutama didalam konfigurasi yang begitu pragmatis. Politik oleh rakyat diartikan moneypoltik, bagi PKB sangat tidak mampu untuk hadir di dalam semua pertempuran yang moneypolitik.
“Dengan uang pas-pasan, modal terbatas tentu pendidikan politik jauh lebih perlu kita lakukan dibanding uang yang kita berikan, begitupula tarik menarik pragmatisme politikyang meraja rela yang membuat partai yang berduit lah yang berdaya membuat kita harus mampu menggali spirit perjuangan tokoh-tokoh NU dan pendiri PKB salah satunya Gus Dur,” terangnya.
Lebih lanjut, Cak Imin mengatakan, hari ini kita gali bagaimana spirit perjuangan Gus Dur, tanpa uang tanpa konsultan media, tidak pernah gusdur mendesain publik media tapi setiap statment Gus Dur adalah berita, beliau bahkan mengarahkan perubahan dengan caranya.
“Tidak ada orang yang mengenal demokrasi, kalo bukan Gus Dur yang memulai. Gus Dur dulu dikafirkan di Yahudikan di Israelkan hanya karena ngomong demokrasi yang hari ini kita nikmati bersama,” katanya.
Sementara itu, Mahfud MD mengatakan,salah satu yang paling melekat pada Gus Dur adalah konsistensinya dengan apa yang diucapkan.
Konsistensi tersebut salah satunya terlihat dari sikap Gus Dur terhadap Pancasila sebagai dasar negara. ”Soal prinsip bahwa negara Indonesia harus berdasarkan Pancasila bukan keagamaan, itu adalah komitmen dan konsistensi Gus Dur yang tak pernah berubah.
Agama merupakan masalah pribadi-pribadi di mana setiap orang mempunyai urusan masing-masing, sedangkan negara adalah masalah bersama-sama,”katanya.
Mahfud menambahkan,Gus Dur adalah sosok yang tegas dan tidak pernah ragu dalam mengambil keputusan sebagai kepala negara.Hal seperti ini,ungkap Mahfud, baru dirasakan manfaatnya karena sikap yang tegas dan cepat dapat mengatasi segala persoalan. (hb/berbagai sumber)