Oleh karena itu, pemerintah didesak untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang sistem ini sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi para petani, UKM, eksportir, dan semua stakeholders SRG.
"Upaya meningkatkan kualitas produk dan komoditi dalam negeri menjadi suatu tantangan yang harus dihadapi saat ini, sehingga diperlukan terobosan-terobosan baru dalam mengembangkan sektor riil,” kata anggota Komisi VI DPR Mirati Dewaningsih Tuasikal kepada wartawan, Senin (23/5/2011).
JAKARTA - Sistem Resi Gudang (SRG) menjadi alternatif pembiayaan yang dapat ditawarkan untuk membiayai sektor riil. Khususnya dalam membantu pembiayaan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan petani yang bergerak di komoditas primer.
Oleh karena itu, pemerintah didesak untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang sistem ini sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi para petani, UKM, eksportir, dan semua stakeholders SRG.
"Upaya meningkatkan kualitas produk dan komoditi dalam negeri menjadi suatu tantangan yang harus dihadapi saat ini, sehingga diperlukan terobosan-terobosan baru dalam mengembangkan sektor riil,” kata anggota Komisi VI DPR Mirati Dewaningsih Tuasikal kepada wartawan, Senin (23/5/2011).
Terjadinya krisis keuangan global dan persaingan perdagangan internasional yang memasuki era perdagangan bebas dewasa ini, lanjut politisi PKB itu, semakin menyadarkan pentingnya pertumbuhan sektor riil sebagai suatu pondasi ekonomi yang kuat.
Sistem Resi Gudang, kata dia, merupakan salah satu instrumen dalam sistem pembiayaan perdagangan yang dapat memfasilitasi pemberian kredit bagi pelaku usaha, terutama bagi UKM dan petani perlu dikembangkan.
“Guna menggiatkan dan mengakselerasi penerapan SRG tersebut butuh dukungan dan peran aktif dari sektor perbankan agar UKM dan petani yang umumnya menghadapi masalah dalam pembiayaan karena keterbatasan akses dan jaminan kredit dengan fixed asset,” jelasnya.
Menurut Mirati, SRG sangat bermanfaat dalam mengatasi peliknya permasalahan akses pembiayaan di sektor pertanian akibat kurangnya fixed asset yang dimiliki oleh petani, kelompok tani, maupun pelaku usaha skala kecil dan menengah.
“Dalam konteks ini, saya melihat diperlukan perkembangan resi gudang ke depan agar tidak lagi terkendala dengan suku bunga yang relatif tinggi sehingga meminjam uang dengan jaminan stok gudang menjadi layak karena beban pinjaman tersebut dapat ditutupi dengan adanya kenaikan harga yang diharapkan,” ujar anggota DPR asal Maluku ini.(sumber: okezone.com)